Translator

Rawa Tungkaran - Martapura

on 22/04/09

Lahan basah merupakan ekosistem produkstif, yang mempunyai sejumlah fungsi dan manfaat yang bernilai bagi manusia.

Lahan basah memiliki peranan yang penting dalam, pengatur iklim dunia, sumber pangan, sumber sirkulasi air, sumber perikanan, serta pencegah terjadinya bencana alam. Di beberapa tempat, terdapat kearifan lokal dan sistem pengelolaan dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada pada lahan basah tersebut

Lahan basah di Kalimantan Selatan berupa daerah cekungan pada dataran rendah yang pada musim penghujan tergenang tinggi oleh air luapan dari sungai atau pada daerah pengumpul air hujan, yang apabila pada musim kemarau airnya menjadi kering. Salah satu contoh lahan basah yang terdapat di Kalimantan Selatan adalah daerah desa Tungkaran - Martapura. Secara geografis desa Tungkaran ini terletak di titik koordinat.

S : 3o 23' 55.7" dan E : 114o 49' 32.5"

Daerah Tungkaran banyak terdapat daerah rawa, yang oleh masyarakat sekitar banyak dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, serta tempat untuk mencari ikan bagi warga sekitar untuk mencukupi kehidupannya.

Di daerah rawa tersebut banyak ditemui berbagai habitat flora dan fauna. Habitat flora yang terdapat pada daerah bermacam-macam antara lain, eceng gondok, padi, rumput liar, serta beberapa pohon yang tumbuh disana. Fauna-fauna yang hidup di rawa ini rata-rata fauna yang sering hidup pada daerah rawa atau daerah berlumpur, misalnya saja tikus tanah, burung –burung kecil, hewan melata serta ikan safat dan ikan gabus yang dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai lauk atau dapat dijual. Sebenarnya ini peluang besar bagi masyarakat setempat, untuk dikelola lebih baik agar bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat lebih bagi semua, akan tetapi kondisi rawa tungkaran hingga sekarang belum bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat maupun dari pihak yang berwenang.


Lahan basah yang ada di Kalimantan selatan, khususnya rawa tungkaran banyak beralih fungsi menjadi pemukiman penduduk, lahan pertanian serta sebagai tempat untuk pembuangan limbah penduduk, yang apabila ini terus berlanjut maka dikhawatirkan akan membawa dampak yang sangat buruk bagi manusia, seperti terjadinya bencana banjir yang disebabkan oleh rawa yang tidak dapat menampung air hujan hasil kiriman dari dataran tinggi yang ada disekitarnya.



Banyak sekali hal-hal yang tidak diperhatikan oleh masyarakat sekitar, contahnya saja eceng gondok yang banyak tumbuh diatas permukaan rawa, hal ini dapat mengakibatkan ekosistem yang ada dibawahnya menjadi terganggu karena berkurangnya pasokan oksigen yang ada dalam air rawa tersebut.


Tanah – tanah yang ada disekitar rawa inipun banyak yang terbawa arus air sehingga material –material tanah yang bermanfaat juga ikut terbawa. Karena tanah-tanah ini terlarut dalam air sehingga dapat menyebabkan air menjadi keruh.

Seiring dengan dinamika kehidupan manusia yang demikian kompleks, apalagi aktivitas kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan tempat dia berinteraksi, menuntut perhatian kita untuk peduli terhadap lingkungan sekitar. Sudah menjadi konsekuensi umum bila aktivitas, baik produksi, distribusi, dan aktivitas hajat hidup manusia yang dilakukan tersebut akan membawa dampak baik positif maupun negatif.

Manusia seringkali lupa akan lingkungan yang mereka tempati, banyak yang bersifat egois yang hanya mementingkan diri mereka sendiri, mereka hanya ingin meraih keuntungan sebesar-besarnya tanpa menghiraukan dampak yang terjadi dimasa mendatang, masa dimana anak cucu mereka yang merasakan akibat dari perbuatan nenek- moyang mereka.

Tidak akan ada perubahan pada lingkungan kearah yang lebih baik, jika kita umat manusia masih terbelenggu dalam zona kenyamanan, zona dimana orang-orang sudah terlalu betah dengan apa yang mereka peroleh tanpa ingin berkurang sedikitpun. Misalnya saja penggunaan bahan baker fosil yang terus digunakan hingga sekarang karena berbagai alasan yang hanya mementingkan keperluan manusia semata

Telah banyak program yang dilakukan pemerintah dan LSM-LSM yang peduli terhadap lingkungannya, misalnya saja protokol Kyoto dan konvensi ramsar. akan tetapi, sangat disayangkan tidak semua manusia yang peduli akan hal semacam ini.


By Hery Romansyah (J1F108008)

0 komentar: